Back to Nature

kegiatan siswa di kebun.

Kegiatan Luar

mengenalkan anak tentang dunia luar.

Kegiatan Rekreasi Alam Terbuka

Keceriaan anak anak saat bermain air.

Kegiatan Siswa di Alam Terbuka

Mengunjungi Ladang Padi.

Minggu, 24 April 2011

HASIL SELEKSI CALON GURU SDIT INSAN MADANAI TAHAP II

HASIL SELEKSI CALON GURU SDIT INSAN MADANAI
TAHAP II

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmatdan nikmat-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada teladan kita Rasulullah SAW.

Setelah menimbang hasil test Mengaji dan Interview pada hari sabtu, 23 April 2011 bahwa nama – nama di bawah ini berhak melanjutkan test tahap III ( Microteaching) :

No
Nama
Jadwal Microteaching
1
Erlis Diana, S.Si
Rabu, 27 April 2011
Pukul 09.00 – 11.00
2.
Indah Nuryani, S.Pd
Kamis, 28 April 2011
Pukul 09.00 – 13.00
3.
Tin Wariyah, S.Pd.I
Rabu, 27 April 2011
Pukul 09.00 – 11.00
4.
Uswatun Khasanah, S.Pd.I
Kamis, 28 April 2011
Pukul 09.00 – 13.00

Waktu Microteaching hanya 15 menit, bahan ajar bisa memakai pelajaran kelas 1 SD/MI Mata Pelajaran bebas.
Bagi bapak/ibu yang belum lolos kami ucapkan terima kasih dan mohon maaf.
Demikian hasil seleksi calon guru sdit insan madani

Madiun, 23 April 2011
Ketua Yayasan Insan Madani

TTD
dr. Andi Prastiawan

8 Kecerdasan Bekal Kesuksesan Anak

Tingkat intelegensia anak bukan sebuah harga mati, namun bisa diupayakan.
Selama ini tingkat intelegensia menjadi bagian terpenting dari perkembangan seseorang. Jika seseorang memiliki orangtua yang cerdas kelak anak mewarisinya. Sebaliknya, jika orangtua berenang di tempat dangkal kemungkinan anak tidak berkesempatan menyelam lebih dalam. Asumsi tradisional ini menganggap potesi kecerdasan inteligensia terbatas pada saat anak lahir. Kemudian lahirlah pandangan modern terhadap inteligensia berdasarkan kapasitas otak seseorang. Artinya anak akan belajar dari pengalaman jika orangtua memfasilitasi anak yang kelak berdampak besar bagi inteligensia dan potensinya. Dikutip dari artikel Kagan online magazine berjudul Raising Smarter Children Develop Your Child’s Many Ways Of Being Smart yang ditulis oleh duo bersaudara, Dr Spencer Kagan dan Miguel Kagan, mengatakan bahwa ada transformasi pemahaman mengenai kecerdasan anak. Asumsi tradisional tentang kecerdasan adalah ketika anak lahir dianugerahi tingkat inteligensia tertentu yang kemudian dianggap sebagai harga mati. Dalam artian anak cerdas adalah pemberian tuhan namun tidak bisa diupayaakan.

Dr. Howard Gardner, seorang psikologi dari Universitas Harvard, AS, mengemukakan teorinya bahwa kecerdasan tidak terpatri di tingkat tertentu dan terbatas saat seseorang lahir. "Setiap orang mengembangkan kecerdasan dengan beragam cara yang dikenal dengan multiple intelligence," katanya. Seperti, Mozart adalah pemusik jenius, seorang komposer sekaligus symphonies yang menjadi salah satu contoh pemilik kecerdasan musikal. Sedangkan, Einstein adalah salah satu ilmuwan dunia yang memiliki kecerdasan logika dan matematika. Apakah Einstein lebih cerdas dibanding Mozart ? Jika ditilik dari teori multiple inteligensia, Einstein dan Mozart sama-sama cerdas tapi berbeda bidang. Jadi anak Anda pun berkesempatan mengembangkan kecerdasannya di berbagai bidang.

Gardner menemukan delapan kecerdasan, yaitu cerdas bahasa, cerdas logika/matematika, cerdas visual-spasial, cerdas musik, cerdas gerak, cerdas alam, cerdas sosial, dan cerdas diri. Setiap orang berpotensi memilikinya, namun perkembangannya berbeda-beda.

Mungkin saja tidak semua anak berpotensi menjadi Einstein, tapi sudah kewajiban orangtua untuk berusaha mengembangkan pola unik tiap kecerdasan anak. Teori Howard menjadi acuan setiap sekolah dan guru. Selama bertahun-tahun, pendidik mengembangkan arahan strategi agar kegiatan belajar makin menarik. Sekolah mengadopsi mulitiple Intelligence melalui laporan pendekatan akademik tes yang mencakup area kecerdasan seni, musik, edukasi fisik, hubungan sosial, pemahaman akan diri sendiri, dan menyukai alam.

Sebagai orangtua, Anda mungkin bertanya, bagaimana cara membantu anak belajar? Jawabannya banyak! Anda bisa membantu anak tumbuh lebih cerdas dengan mengeksplorasi anak dengan beragam aktivitas. Ada beberapa ide untuk mengembangkan kecerdasan balita yang bisa Anda terapkan di rumah

Memperkaya otak anak
Pada artikel Kagan yang lain, Raising Smarter Children Creating An Enriched Learning Environment, dipaparkan sebuah studi klasik. Beberapa Ilmuwan menguji beberapa tikus percobaan yang tumbuh di lingkungan berbeda. Tikus A tumbuh di lingkungan yang dipenuhi mainan, sedangkan tikus B tidak. Tebak tikus mana yang lebih pintar? Yaitu tikus A. Tikus A bisa keluar dari lorong teka teki lebih cepat dibandingkan tikus B. Para ahli juga menemukan perubahan pada struktur otaknya. Otak berkembang secara penuh dan lebih berbobot pada tikus A. Baru-baru ini, penelitian tersebut diujikan kepada hewan primata yang memiliki konsep saraf plasticity mirip manusia. Kesimpulannya, seseorang tumbuh dengan perkembangan otak lebih baik jika difasilitasi beragam pengalaman.

Psikolog Elly Risma Musa dalam seminar Mengembangkan Potensi Anak Secara Optimal beberapa saat lalu mengatakan, kecerdasan anak tidak hanya bersumber dari pemenuhan nutrisi yang seimbang, tetapi juga disertai pemberian stimulasi pada anak. Anak yang cerewet, kritis, dan senang bercerita, apabila mendapat asahan yang tepat akan memiliki kepintaran verbal linguistik, yaitu anak yang mampu berinteraksi dan meyakinkan orang di sekitarnya. “Anak seperti ini siapa tahu kelak menjad orator ulung seperti Bung Karno,” ujar Elly yang juga Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati ini.

Sangat disayangkan, tambahnya, jika orang tua terlalu memaksakan keinginan mereka pada anak. Sehingga anak tidak dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal, misalnya jika anak kurang cerdas di bidang matematika, tapi anak berbakat di bidang olahraga, yang disebut cerdas gerak (kinestetik). “Jangan sampai anda sebagai orang tua terlambat mengetahui potensi anak, karena dapat menghambat kecerdasannya kelak,” ujar Elly. Usia balita merupakan golden period bagi perkembangan otaknya. Saat berumur 10 tahun kemampuan otak anak sudah terbentuk dengan baik


Memperkaya lingkungan rumah
Agar anak berkesempatan mengembangkan potensi kecerdasannya, maka lingkungan rumah perlu disulap dengan beragam kegiatan dan fasiltas. Berikut beberapa saran untuk menciptakan lingkungan rumah yang kondusif bagi perkembangan inteligensi anak. Bagian terpenting untuk menemani anak belajar adalah kehadiran Anda. Sebagai orangtua, Anda adalah peracik lingkungan belajar anak. Kecerdasan dikontruksikan melalui interaksi anak dengan mainannya. Tidak peduli betapa menariknya permainan tersebut semua akan sia-sia, tanpa didukung oleh kesediaan waktu Anda bermain dengan mereka. Ada beberapa ide yang bisa Anda lakukan bersama si kecil.

Bahasa/Linguistik
Cinta Buku. salah satu kegiatan yang disukai anak adalah kegiatan membaca. Untuk anak usia prasekolah mulai perkenalkan dengan buku cerita dongeng, puisi sederhana, bacaan untuk anak. Saat usia sekolah, perkenalkan anak dengan majalah anak, novel, komik, dan ensiklopedi.
Televisi. Percaya atau tidak, tv bisa mendemontrasikan banyak hal melalui acara program edukasi, atau DVD. Atau anak belajar membaca melalui teks dialog yang ditampilkan di layar tv.
Banyak menulis. Dukung kegiatan menulis dengan menyediakan kertas, bolpoin, pensil dan krayon.

Logika/Matematika
Sediakan instrumen matematik. Biarkan anak bereksplorasi dengan kompas, penggaris, skala, gelas ukur.
Gunakan peralatan. Alat berhubungan dengan kecerdasan logika dan gerak tubuh anak. Setiap peralatan memerlukan pemahaman logika untuk menggunakannya. Dorong anak untuk belajar menggunakan banyak peralatan.
Komputer. Anak Anda pasti suka memencet tombol atau bermain games. Pada anak usia sekolah sudah mulai bisa diajarkan membuat database, surfing website atau belajar Microsoft. Yang bisa membangun pengaturan logika dan struktur anak.

Visual/Spasial
Sediakan alat kerajinan tangan. Sangat menyenangkan jika anak berhasil membuat sesuatu dengan kertas-kertas, krayon, gunting dan lem.
Sediakan alat melukis. Mulai ajari anak melukis dengan menggunakan jari-jarinya lalu lanjut menggunakan cat air, akrilik dan cat minyak.
Menggunakan Software. Bisa juga anak menggambar dan membuat ilustrasi menggunakan komputer.

Musikal/Ritme
Pemain musik. Studi menemukan anak yang mendengarkan musik Mozart selama 10 menit, akan lebih baik di kegiatan spasial. Penelitian menunjukkan beberapa jenis musik tertentu dapat meningkatkan kecerdasan anak.
Alat Instrumen. Penelitian membuktikan bermain musik tak hanya meningkatkan kecerdasan musik anak tapi juga bisa mengembangkan bagian otak.
Berkaraoke. Fasilitasi anak dengan beragam lagu yang bisa dinyanyikannya.

Gerak tubuh/Kinestetik
Lemari Kostum. Kembangkan imajinasi anak dengan bermain sebagai actor menggunakan kostum dan make up.
Peralatan Olahraga. Peralatan olahraga dan permainan membantu mengembangkan kordinasi mata-tangan dan mengembangkan kemampuan gerak motorik anak. aktivitas fisik juga berperan dalam perkembangan cerebellum, bagian otak yang mengatur beberapa fungsi motorik juga daya ingat, konsentrasi, persepsi spasial, dan bahasa.
Aktivitas gerak motorik halus. Mengembangkan kemampuan motorik halusnya dengan kegiatan menjahit, merajut, menggambar atau kegiatan lain yang menggunakan keterampilan jari tangan dan kakinya.

Naturalis / alam
Kolam ikan. Coba masukan tangannya ke kolam ikan atau akuarium. Hati-hati jangan sampai anak measukan tangannya ke mulut.
Binatang piaraan. Memelihara binatang piaraan merupakan cara terbaik anak berinteraksi dengan hewan. Anak belajar kebiasaan, karakteristik, dan perbedaan sifat hewan.
Kebun. Sekuntum bunga atau kebun tanaman bisa dijadikan perjalanan seru. Anda juga bisa mengajarkan tanaman di pot.
Peralatan observasi. Melihat dengan teleskop atau menggunakan gelas ukur atau mikroskop untuk menganalisa.

Interpersonal
Telepon. Kegiatan menelepon dapat mengembangkan kemampuan anak berinteraksi. Namun awasi pemakaian waktu penggunaan telepon.
Komputer. E-mail dan sms adalah salah satu media baru berkomunikasi. Ajari anak menggunakan peralatan komunikasi inovatif.
Permainan. Bermain dengan anak meski permainannya sederhana seperti petak umpet, monopoli, catur, dan sebagainya.
Ciptakan area bermain. Undang saudara, teman atau kerabat lainnya untuk bermain bersama anak. Orangtua dapat mengembangkan kemapuan anak berinteraksi dengan lingkungannya.

Intrapersonal
Hargai privasi anak. Kadang anak memerlukan waktu untuk sendiri tanpa berinteraksi atau gangguan dari luar. Anak hanya ingin mendengarkan pikirannya sendiri. Apakah ada tempat anak merenung di rumah? Mungkin di kamar atau kebun.
Hobby station. Dukung anak menyalurkan hobinya. Anda bisa mengikut sertakan anak ke kelas fotografi, jurnalis, vocal. Musik, menggambar, untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal anak.
Area belajar. Sebuah area anak bisa menikmati waktunya dengan menulis diari atau menempatkan barang-barang pribadinya.

Melihat beberapa tips di atas mungkin banyak dari Anda yang sudah menerapkannya. Artinya anak hidup di lingkungan belajar yang kondusif. Jika perhatian Anda luput pada suatu hal, Anda bisa menyeimbangkannya dengan memberi investasi berikutnya untuk mengembangkan edukasi dan otak anak. Ingat elemen terpenting meningkatkan kecerdasan anak adalah apa yang anak dan Anda lakukan bersama bukan hanya apa yang mereka dapat.


Kritik Teori Multiple Intelligences
Selama bertahun-tahun tak ada yang meragukan keakuratan teori Multiple Intelligences dari Dr Howard Gardner. Meski Dr Spencer Kagan juga mengadopsi teori ini, namun ada hal yang berseberangan dengan pendapat Gardner, yaitu setiap kecerdasan bekerja aktif hanya di bagian otak tertentu. Spencer berpendapat dalam Trialogue :Brain Localization of Intelligences bahwa kecerdasan seseorang tidak bisa dikotak-kotakkan di bagian otak atau disebut juga pelokalisasian otak.

Argumennya adalah lokalisasi otak bisa dimana saja meski awal intelegensi yang berbeda ditempatkan di bagian otak yang berbeda. Artinya, setiap kemampuan berdasarkan acuan sebuah kecerdasan karena setiap kecerdasan kognitif berasosiasi dengan aktivitas bagian otak tertentu. Jika yang dimaksud dengan lokalisasi otak adalah beragam kecerdasan bertempat di satu bagian sistem otak berarti multiple intelegences tidak akan bisa di tes. Spencer menyimpulkan, perbedaan permukaan dari kedelapan kecerdasan berlokasi di tempat yang berbeda, tidak berkaitan dengan bagian otak. Pendapat ini didukung oleh data psikometrik yang menunjukkan rendahnya kolerasi antara bagian otak yang mengatur kecerdasan tertentu dengan teori Multiple Intelligences dari Dr Howard Gardner.

Spencer Kagan menemukan sedikit kejanggalan pada teori Multiple Intelligences, terutama antara dua permukaan dari kecerdasan logika. Dugaan studi lokalisasi otak menunjukkan eksistensi salah satu kecerdasan misalnya logika/matematika. Hanya 8 persen bagian otak yang aktif merespon tugas tertentu, meskipun kedua kegiatan tersebut melibatkan stimulasi yang sama. Namun, bagian otak yang tidak berhubungan dengan bagian visual spasial, malah meningkat aktifitasnya. Namun, asumsi Spencer ini masih akan diteliti lebih lanjut lagi.

8 Kecerdasan Bekal Kesuksesan Anak

Tingkat intelegensia anak bukan sebuah harga mati, namun bisa diupayakan.
Selama ini tingkat intelegensia menjadi bagian terpenting dari perkembangan seseorang. Jika seseorang memiliki orangtua yang cerdas kelak anak mewarisinya. Sebaliknya, jika orangtua berenang di tempat dangkal kemungkinan anak tidak berkesempatan menyelam lebih dalam. Asumsi tradisional ini menganggap potesi kecerdasan inteligensia terbatas pada saat anak lahir. Kemudian lahirlah pandangan modern terhadap inteligensia berdasarkan kapasitas otak seseorang. Artinya anak akan belajar dari pengalaman jika orangtua memfasilitasi anak yang kelak berdampak besar bagi inteligensia dan potensinya. Dikutip dari artikel Kagan online magazine berjudul Raising Smarter Children Develop Your Child’s Many Ways Of Being Smart yang ditulis oleh duo bersaudara, Dr Spencer Kagan dan Miguel Kagan, mengatakan bahwa ada transformasi pemahaman mengenai kecerdasan anak. Asumsi tradisional tentang kecerdasan adalah ketika anak lahir dianugerahi tingkat inteligensia tertentu yang kemudian dianggap sebagai harga mati. Dalam artian anak cerdas adalah pemberian tuhan namun tidak bisa diupayaakan.

Dr. Howard Gardner, seorang psikologi dari Universitas Harvard, AS, mengemukakan teorinya bahwa kecerdasan tidak terpatri di tingkat tertentu dan terbatas saat seseorang lahir. "Setiap orang mengembangkan kecerdasan dengan beragam cara yang dikenal dengan multiple intelligence," katanya. Seperti, Mozart adalah pemusik jenius, seorang komposer sekaligus symphonies yang menjadi salah satu contoh pemilik kecerdasan musikal. Sedangkan, Einstein adalah salah satu ilmuwan dunia yang memiliki kecerdasan logika dan matematika. Apakah Einstein lebih cerdas dibanding Mozart ? Jika ditilik dari teori multiple inteligensia, Einstein dan Mozart sama-sama cerdas tapi berbeda bidang. Jadi anak Anda pun berkesempatan mengembangkan kecerdasannya di berbagai bidang.

Gardner menemukan delapan kecerdasan, yaitu cerdas bahasa, cerdas logika/matematika, cerdas visual-spasial, cerdas musik, cerdas gerak, cerdas alam, cerdas sosial, dan cerdas diri. Setiap orang berpotensi memilikinya, namun perkembangannya berbeda-beda.

Mungkin saja tidak semua anak berpotensi menjadi Einstein, tapi sudah kewajiban orangtua untuk berusaha mengembangkan pola unik tiap kecerdasan anak. Teori Howard menjadi acuan setiap sekolah dan guru. Selama bertahun-tahun, pendidik mengembangkan arahan strategi agar kegiatan belajar makin menarik. Sekolah mengadopsi mulitiple Intelligence melalui laporan pendekatan akademik tes yang mencakup area kecerdasan seni, musik, edukasi fisik, hubungan sosial, pemahaman akan diri sendiri, dan menyukai alam.

Sebagai orangtua, Anda mungkin bertanya, bagaimana cara membantu anak belajar? Jawabannya banyak! Anda bisa membantu anak tumbuh lebih cerdas dengan mengeksplorasi anak dengan beragam aktivitas. Ada beberapa ide untuk mengembangkan kecerdasan balita yang bisa Anda terapkan di rumah

Memperkaya otak anak
Pada artikel Kagan yang lain, Raising Smarter Children Creating An Enriched Learning Environment, dipaparkan sebuah studi klasik. Beberapa Ilmuwan menguji beberapa tikus percobaan yang tumbuh di lingkungan berbeda. Tikus A tumbuh di lingkungan yang dipenuhi mainan, sedangkan tikus B tidak. Tebak tikus mana yang lebih pintar? Yaitu tikus A. Tikus A bisa keluar dari lorong teka teki lebih cepat dibandingkan tikus B. Para ahli juga menemukan perubahan pada struktur otaknya. Otak berkembang secara penuh dan lebih berbobot pada tikus A. Baru-baru ini, penelitian tersebut diujikan kepada hewan primata yang memiliki konsep saraf plasticity mirip manusia. Kesimpulannya, seseorang tumbuh dengan perkembangan otak lebih baik jika difasilitasi beragam pengalaman.

Psikolog Elly Risma Musa dalam seminar Mengembangkan Potensi Anak Secara Optimal beberapa saat lalu mengatakan, kecerdasan anak tidak hanya bersumber dari pemenuhan nutrisi yang seimbang, tetapi juga disertai pemberian stimulasi pada anak. Anak yang cerewet, kritis, dan senang bercerita, apabila mendapat asahan yang tepat akan memiliki kepintaran verbal linguistik, yaitu anak yang mampu berinteraksi dan meyakinkan orang di sekitarnya. “Anak seperti ini siapa tahu kelak menjad orator ulung seperti Bung Karno,” ujar Elly yang juga Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati ini.

Sangat disayangkan, tambahnya, jika orang tua terlalu memaksakan keinginan mereka pada anak. Sehingga anak tidak dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal, misalnya jika anak kurang cerdas di bidang matematika, tapi anak berbakat di bidang olahraga, yang disebut cerdas gerak (kinestetik). “Jangan sampai anda sebagai orang tua terlambat mengetahui potensi anak, karena dapat menghambat kecerdasannya kelak,” ujar Elly. Usia balita merupakan golden period bagi perkembangan otaknya. Saat berumur 10 tahun kemampuan otak anak sudah terbentuk dengan baik


Memperkaya lingkungan rumah
Agar anak berkesempatan mengembangkan potensi kecerdasannya, maka lingkungan rumah perlu disulap dengan beragam kegiatan dan fasiltas. Berikut beberapa saran untuk menciptakan lingkungan rumah yang kondusif bagi perkembangan inteligensi anak. Bagian terpenting untuk menemani anak belajar adalah kehadiran Anda. Sebagai orangtua, Anda adalah peracik lingkungan belajar anak. Kecerdasan dikontruksikan melalui interaksi anak dengan mainannya. Tidak peduli betapa menariknya permainan tersebut semua akan sia-sia, tanpa didukung oleh kesediaan waktu Anda bermain dengan mereka. Ada beberapa ide yang bisa Anda lakukan bersama si kecil.

Bahasa/Linguistik
Cinta Buku. salah satu kegiatan yang disukai anak adalah kegiatan membaca. Untuk anak usia prasekolah mulai perkenalkan dengan buku cerita dongeng, puisi sederhana, bacaan untuk anak. Saat usia sekolah, perkenalkan anak dengan majalah anak, novel, komik, dan ensiklopedi.
Televisi. Percaya atau tidak, tv bisa mendemontrasikan banyak hal melalui acara program edukasi, atau DVD. Atau anak belajar membaca melalui teks dialog yang ditampilkan di layar tv.
Banyak menulis. Dukung kegiatan menulis dengan menyediakan kertas, bolpoin, pensil dan krayon.

Logika/Matematika
Sediakan instrumen matematik. Biarkan anak bereksplorasi dengan kompas, penggaris, skala, gelas ukur.
Gunakan peralatan. Alat berhubungan dengan kecerdasan logika dan gerak tubuh anak. Setiap peralatan memerlukan pemahaman logika untuk menggunakannya. Dorong anak untuk belajar menggunakan banyak peralatan.
Komputer. Anak Anda pasti suka memencet tombol atau bermain games. Pada anak usia sekolah sudah mulai bisa diajarkan membuat database, surfing website atau belajar Microsoft. Yang bisa membangun pengaturan logika dan struktur anak.

Visual/Spasial
Sediakan alat kerajinan tangan. Sangat menyenangkan jika anak berhasil membuat sesuatu dengan kertas-kertas, krayon, gunting dan lem.
Sediakan alat melukis. Mulai ajari anak melukis dengan menggunakan jari-jarinya lalu lanjut menggunakan cat air, akrilik dan cat minyak.
Menggunakan Software. Bisa juga anak menggambar dan membuat ilustrasi menggunakan komputer.

Musikal/Ritme
Pemain musik. Studi menemukan anak yang mendengarkan musik Mozart selama 10 menit, akan lebih baik di kegiatan spasial. Penelitian menunjukkan beberapa jenis musik tertentu dapat meningkatkan kecerdasan anak.
Alat Instrumen. Penelitian membuktikan bermain musik tak hanya meningkatkan kecerdasan musik anak tapi juga bisa mengembangkan bagian otak.
Berkaraoke. Fasilitasi anak dengan beragam lagu yang bisa dinyanyikannya.

Gerak tubuh/Kinestetik
Lemari Kostum. Kembangkan imajinasi anak dengan bermain sebagai actor menggunakan kostum dan make up.
Peralatan Olahraga. Peralatan olahraga dan permainan membantu mengembangkan kordinasi mata-tangan dan mengembangkan kemampuan gerak motorik anak. aktivitas fisik juga berperan dalam perkembangan cerebellum, bagian otak yang mengatur beberapa fungsi motorik juga daya ingat, konsentrasi, persepsi spasial, dan bahasa.
Aktivitas gerak motorik halus. Mengembangkan kemampuan motorik halusnya dengan kegiatan menjahit, merajut, menggambar atau kegiatan lain yang menggunakan keterampilan jari tangan dan kakinya.

Naturalis / alam
Kolam ikan. Coba masukan tangannya ke kolam ikan atau akuarium. Hati-hati jangan sampai anak measukan tangannya ke mulut.
Binatang piaraan. Memelihara binatang piaraan merupakan cara terbaik anak berinteraksi dengan hewan. Anak belajar kebiasaan, karakteristik, dan perbedaan sifat hewan.
Kebun. Sekuntum bunga atau kebun tanaman bisa dijadikan perjalanan seru. Anda juga bisa mengajarkan tanaman di pot.
Peralatan observasi. Melihat dengan teleskop atau menggunakan gelas ukur atau mikroskop untuk menganalisa.

Interpersonal
Telepon. Kegiatan menelepon dapat mengembangkan kemampuan anak berinteraksi. Namun awasi pemakaian waktu penggunaan telepon.
Komputer. E-mail dan sms adalah salah satu media baru berkomunikasi. Ajari anak menggunakan peralatan komunikasi inovatif.
Permainan. Bermain dengan anak meski permainannya sederhana seperti petak umpet, monopoli, catur, dan sebagainya.
Ciptakan area bermain. Undang saudara, teman atau kerabat lainnya untuk bermain bersama anak. Orangtua dapat mengembangkan kemapuan anak berinteraksi dengan lingkungannya.

Intrapersonal
Hargai privasi anak. Kadang anak memerlukan waktu untuk sendiri tanpa berinteraksi atau gangguan dari luar. Anak hanya ingin mendengarkan pikirannya sendiri. Apakah ada tempat anak merenung di rumah? Mungkin di kamar atau kebun.
Hobby station. Dukung anak menyalurkan hobinya. Anda bisa mengikut sertakan anak ke kelas fotografi, jurnalis, vocal. Musik, menggambar, untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal anak.
Area belajar. Sebuah area anak bisa menikmati waktunya dengan menulis diari atau menempatkan barang-barang pribadinya.

Melihat beberapa tips di atas mungkin banyak dari Anda yang sudah menerapkannya. Artinya anak hidup di lingkungan belajar yang kondusif. Jika perhatian Anda luput pada suatu hal, Anda bisa menyeimbangkannya dengan memberi investasi berikutnya untuk mengembangkan edukasi dan otak anak. Ingat elemen terpenting meningkatkan kecerdasan anak adalah apa yang anak dan Anda lakukan bersama bukan hanya apa yang mereka dapat.


Kritik Teori Multiple Intelligences
Selama bertahun-tahun tak ada yang meragukan keakuratan teori Multiple Intelligences dari Dr Howard Gardner. Meski Dr Spencer Kagan juga mengadopsi teori ini, namun ada hal yang berseberangan dengan pendapat Gardner, yaitu setiap kecerdasan bekerja aktif hanya di bagian otak tertentu. Spencer berpendapat dalam Trialogue :Brain Localization of Intelligences bahwa kecerdasan seseorang tidak bisa dikotak-kotakkan di bagian otak atau disebut juga pelokalisasian otak.

Argumennya adalah lokalisasi otak bisa dimana saja meski awal intelegensi yang berbeda ditempatkan di bagian otak yang berbeda. Artinya, setiap kemampuan berdasarkan acuan sebuah kecerdasan karena setiap kecerdasan kognitif berasosiasi dengan aktivitas bagian otak tertentu. Jika yang dimaksud dengan lokalisasi otak adalah beragam kecerdasan bertempat di satu bagian sistem otak berarti multiple intelegences tidak akan bisa di tes. Spencer menyimpulkan, perbedaan permukaan dari kedelapan kecerdasan berlokasi di tempat yang berbeda, tidak berkaitan dengan bagian otak. Pendapat ini didukung oleh data psikometrik yang menunjukkan rendahnya kolerasi antara bagian otak yang mengatur kecerdasan tertentu dengan teori Multiple Intelligences dari Dr Howard Gardner.

Spencer Kagan menemukan sedikit kejanggalan pada teori Multiple Intelligences, terutama antara dua permukaan dari kecerdasan logika. Dugaan studi lokalisasi otak menunjukkan eksistensi salah satu kecerdasan misalnya logika/matematika. Hanya 8 persen bagian otak yang aktif merespon tugas tertentu, meskipun kedua kegiatan tersebut melibatkan stimulasi yang sama. Namun, bagian otak yang tidak berhubungan dengan bagian visual spasial, malah meningkat aktifitasnya. Namun, asumsi Spencer ini masih akan diteliti lebih lanjut lagi.

Sabtu, 23 April 2011